Friday 9 June 2017

Hereditas Dan Lingkungan Dalam Belajar Forex


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan A. Pengaruh faktor natureza terhadap perkembangan yang merefleksikan paham nativisme Teori Nativisme Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Pelopor aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Faktor lingkungan sendiri dinilai kurang berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Pada hakekatnya aliran Nativisme bersumber dari Tradição Leibnitzian, sebuah tradisi yang menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak. Hasil perkambangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia kan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, maka ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya. Dengan tegas Arthur Schopenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik. Pandanga ini sebagai lawan dari optimisme yaitu pendidikan pesimisme memberikan dasar bahwa suatu keberhasilan ditentukan oleh faktor pendidikan, ditentukan oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab lingkungan itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan anak, tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan anak menuju kedewasaan , Mengetahui kompetensi dalam diri dan identitas diri sendiri (jati diri). Faktor-Faktor perkembangan manusia dalam teori Nativisme 1.Faktor Genético. Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya besar. 2.Faktor Kemampuan Anak. Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya. 3.Faktor pertumbuhan Anak. Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersikap enerjik, aktif, dan responsif terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan-Tujuan Teori Nativisme Didalam teori ini menurut G. Leibnitz: Monad 8220Didalam diri individu manuscrito terdapat suatu inti pribadi8221. Sedangkan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahirbakat. Sehingga dengan teori ini setiap manusia diharapkan: 1.Mampu memunculkan bakat yang dimiliki. Dengan teori ini diharapkan manuscrito bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini, memudahkan manusia mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya. 2.Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi. Jadi dengan teori ini diharapkan setiap manuscrito harus lebih kreatif dan inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar menjadi manuscrito yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin dibutuhkan manuscrito yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain. 3.Mendorong manusia dalam menentukan pilihan. Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan pilihannya, dan apabila telah menentukan pilihannya manusia tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh terhadap pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalah yang terbaik untuk dirinya. 4.Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang. Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manuscrito berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimiliki agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia. 5.Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki. Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, dengan artian semakin dini manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih memaksimalkan bakatnya sehingga bisa lebih óptimo. Aplikasi pada masa sekarang Faktor pembawaan bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar dan pendidikan (Arthur Schopenhauer (1788-1860)). Untuk mendukung teori tersebut di sekarang banyak dibuka pelatihan dan kursus untuk pengembangan bakat sehingga bakat yang dibawa sejak lahir itu dilatih dan dikembangkan agar setiap individual manuscrito mampu mengolah potensi diri. Sehingga potensi yang ada dalam diri manuscrito tidak sia-sia kerena tidak dikembangkan, dilatih dan dimunculkan. Tetapi pelatihan yang diselenggarakan itu didominasi oleh orang-orang yang memang mengetahui bakat yang dimiliki, sehingga pada pengenalan bakat dan minat pada usia dini sedikit mendapat paksaan dari orang tua dan hal itu menyebabkan bakat dan kemampuan anak cenderung tertutup bahkan hilang karena sikap otoriter orangtua yang tidak Mempertimbangkan bakat, kemampuan dan minat anak. Lembaga pelatihan ini dibuat agar menjadi suatu wadah untuk menampung suatu bakat agar Kemampuan yang dimiliki oleak anak dapat tersalurkan dan berkembang dengan baik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal. Tanpa disadari di lembaga pendidikan pun jugata dibuka kegiatan-kegiatan yang bisa mengembangkan dan menyalurkan bakat anak diluar kegiatan akademik. Sehingga selain anak mendapat ilmu pengetahuan didalam kelas, tetapi juga bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya. Menurut aliran ini bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus lahir). Anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang dinamakan sifat pembawaan. Para ahli yang mengikuti paham ini biasanya menunjukkan berbagai kesamaankemiripan antara orangtua dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka anaknya juga akan menjadi ahli musik, ayahnya seorang ahli fisika maka anaknya juga akan menjadi ahli fisika. Keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki por orangtua juga dimiliki oleh anaknya. Sifat pembawaan tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan lingkungan hampir-hampir tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Akibatnya para ahli pengikut aliran ini berpandangan pesimistis terhadap pengaruh pendidikan. Tokoh aliran ini ialah Schopenhauer dan Lombroso. B. Pengaruh faktor nurture terhadap perkembangan yang merefleksikan paham environmentalisme Pengertian Environmentalisme environmentalismo adalah gerakan sosial yang dimotori kaum penyelamat lingkungan hidup. Gerakan ini berusaha dengan segala cara, tanpa kekerasan, mulai dari aksi jalanan, lobi politik hingga pendidikan publik untuk melindungi kekayaan alam dan ekosistem. Kaum environmentalis peduli pada isu-isu pencemaran air dan udara, kepunahan spesies, gaya hidup rakus energi, ancaman perubahan iklim dan rekayasa genetika pada produk-produk makanan. Environmentalisme menurut beberapa tokoh: 183 Monkhouse (1970) dalam O Dicionário de Geografia, ambientalismo dudefinisikan sebagai doktrin falsafah yang menekankan pengaruh alam sekitar ke atas corak kehidupan manusia. 183 Bullock (1977) dalam O dicionário Fontana do pensamento moderno mendefinisikan environmentalisme sebagai doktrin falsafah yang memberi penekanan kepada faktor alam sekitar fizikal seperti iklim dunia, dihubungkan dengan aktivitas manusia. 183 T. ORiordan (1976) dalam bukunya Ambientalismo memperluaskan ruang lingkup konsep environmentalisme dengan mendefinisikannya kepada tiga aspek yaitu 1. Environmentalisme merujuk kepada falsafah alam sekitar, yaitu falsafah yang membentuk nilai atau moral sebagai pertimbangan kepada persepsi seseorang akan hubungannya alam sekitar. 2. Environmentalisme merujuk kepada ideologi alam sekitar, yaitu aliran-aliran pemikiran yang berkait dengan alam sekitar yang mencorakkan bidang-bidang kehidupan yang lain sebagai fórmula ke arah pembentukan polisi alam sekitar. 3. Environmentalisme merujuk kepada perubahan reka bentuk alam sekitar yaitu aplikasi yang praktikal bagi memanifestasikan falsafah alam sekitar sebagai rancangan bertindak bagi semua peringkat. Sejarah Environmentalisme Environmentalism muncul setelah Revolusi Indústrias de produtos manuais e manuais de mão de obra moderna seperti yang umum terjadi saat ini. Munculnya pabrik-pabrik besar dan eksploitasi dalam jumlah besar dari batubara dan bahan bakar fosil menimbulkan polusi udara dan pembuangan limbah industri kimia dengan volume besar ditambah dengan Perkembangan urbanisasi yang pesat pula menyebabkan kepadatan penduduk. Langkah pertama yang diambil untuk mengontrol kondisi ini adalah dengan munculnya British Alkali Acts yang disahkan pada 1863, untuk mengatur polusi udara yang merugikan (gas asam klorida) yang merupakan hasil de proses Leblanc, yang digunakan untuk menghasilkan abu soda. Environmentalisme tumbuh dengan pesat, yang merupakan reaksi terhadap industrialisasi, pertumbuhan kota, dan udara memburuk dan pencemaran air. Kesadaran secara langsung tentang krisis alam sekitar mulai timbul dari terbitnya sebuah buku yang bertajuk Silent Spring pada tahun 1962. Buku ini adalah hasil kajian seorang saintis wanita yang bernama Rachel Carson. Walaupun buku ini hanya menumpukan penjelasan si penulis mengíadi dampak pencemaran akibat industri kimia terhadap alam sekitar, ia berjaya menyadarkan masyarakat dunia mengenai krisis alam sekitar yang semakin melas akibat perkembangan sains dan teknologi di zaman moden. Kesadaran mengenai kondisi alam sekitar yang dicetuskan Rachel Carson ini bukan saja menarik perhatian golongan saintis tetapi turut mempengaruhi para ahli di bidang-bidang yang lain. Pada tahun 1967 seorang ahli sejarah, Lynn White Jr. menulis sebuah artikel yang bertajuk As raízes históricas de nossa crise ecológica. Artikel ini memuatkan pandangannya mengenai dengan faktor utama yang menyebabkan terjadinya krisis alam sekitar. Menurut beliau, faktor utama yang menyebabkan krisis alam sekitar ialah doktrin Yahudi-Kristian yang melahirkan suatu pandangan umum atau worldview dalam kehidupan manuscrito, yaitu mereka diizinkan oleh Tuhan mengeksploitasikan alam sekitar demi kelangsungan hidup mereka. Lynn White Jr. mendakwa dengan berpenang kepada pandangan umum tersebut masyarakat barat khasnya menggunakan sains dan teknologi secara dinamik untuk mengeksploitasi alam sekitar tanpa batasan. Fenomena inilah yang menyebabkan gangguan dan kemerosotan kualiti alam sekitar secara lokal dan global. Kesadaran akan pentingnya pemuliharaan alam sekitar mulai bangkit di dunia barat merupakan dampak dari krisis alam sekitar yang melanda mereka. Kemudian kesadaran itu berkembang ke seluruh pelosok dunia sehingga menyamakan pemikiran masyarakat dunia. Menurut Zaini Ujang (1992) kesadaran itu begitu meluas sepanjang abad ke 20 sehingga mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, malah kemunculannya menjadi alternativo kepada pembentukan tata baru dunia atau nova ordem mundial. Konsep Pemikiran Environmentalisme konsep environmentalisme dapat dibagikan kepada tiga aspek utama yaitu: 183 Environmentalisme adalah sebagai suatu konsep yang berhubungan erat dengan falsafah alam sekitar. Falsafah alam sekitar yang dimaksudkan adalah perbahasan berkenaan hakikat sebenarnya hubungan manusia dan alam sekitar. Falsafah alam sekitar juga menjelaskan bagaimana sebenarnya perilaku yang harmoni terhadap alam sekitar dan bagaimana pula perilaku yang mengganggu keseimbangannya. 183 Environmentalisme adalah satu konsep yang berhubungan erat dengan perjuangan bresaskan ideologi alam sekitar. Ideologi merujuk kepada suatu doktrin yang diyakini oleh seseorang individual ataupun suatu kelompok yang menjadi dasar kepada kegiatan yang dilakukan. Perjuangan yang bresaskan ideologi alam sekitar ini berusaha menerapkan ideologi tersebut ke dalam pemikiran masyarakat luas sebagai agenda bertindak dalam lapangan kehidupan. Apabila ideologi ini mendasari seluruh agenda bertindak masyarakat manusia, maka niscaya akan membawa kelestarian terhadap alam sekitar. 183 Environmentalisme adalah suatu konsep yang berhubungan erat dengan perancangan pengamanan alam sekitar. Dengan pengertian lain, environmentalisme merujuk kepada pihak berwenang bresaskan idealismo alam sekitar agar dilaksanakan di semua aspek. C. Determinasi faktor nature dan nurture dalam perkembangan aspek-aspek psikofisik individu serta implikasinya dalam pendidikan sebagai refleksi dari aliran konvergensi Aliran Konvergensi Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. La seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung olek lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara óptimo jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak. Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan. Menurut aliran ini bahwa manusia dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakatpembawaan dan lingkungan atau dasar dan entreaberto. Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu dan bisa berkembang karena pengaruh lingkungan. Aliran ini dipelopori por W. Stern. Pada umumnya paham inilah yang sekarang banyak diikuti oleh para ahli pendidikan dan psikologi, walaupun banyak juga kritik yang dilancarkan terhadap paham ini. Salah satu kritik ialah Stern tidak dapat dengan pasti menunjukkan perbandingan kekuatan dua pengaruh itu. Dengan demikian pendidikan harus mengusahakan agar benih-benih yang baik dapat berkembang secara ideal dan benih-benih yang jelek ditekan sekuat mungkin sehingga tidak dapat berkembang. Berdasarkan uraian-uraian teori diatas yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa yaitu: 1. Aliran Nativisme 8220Perkembangan manuscrito ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.8221 Kaum nativisme ini berpendapat bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya Sementara pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja, baik-buruknya perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada pembawaannya (8220Moch. Kasiram, 1983.278221) Jadi menurut kaum nativisme sifat pembawaan itu mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan pengaruh lingkungan hidup hampir tidak ada terhadap perkembangan anak, akibatnya para ahli pengikut aliran nativisme mempunyai pandangan yang pesimistis terhadap pengaruh pendidikan dan pune umumnya teori nativisme dijaman sekarang telah ditinggalkan orang. 2. Aliran Environmentalisme 8220Perkembangan manuscrito itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman, pendidikan, pembawaan dan bakat tidak ada pengaruh.8221 Dimana dipelopori por John Lock dengan teori tabula rasa yang diungkapkannya bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum mendapatkan coretan sedikitpun akan dijadikan Apa kertas itu terserah kepada yang menulisnya. Aliran ini menimbulkan adanya optimisme dalam bidang pendidikan dan menimbulkan keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manuscrito dapat diubah oleh pendidikan, watak, sikap, dan tingkah laku manusia dianggapnya bisa dipengaruhi seluas-luasnya oleh pendidikan yang dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas. Bahaya yang ditimbulkan dari pandangan ini dapat mengakibatkan anak tidak diperlakukan sebagai anak tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa sedangkan pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannya tidak diperdulikan. 3. Aliran Konvergensi 8220Gabungan antara aliran enviromentalisme dengan aliran nativisme.8221 Aliran konvegensi menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang. Banyak bukti yang menunjukan bahwa watak dan bakan seseorang tidak sama dengan orangtuanya setelah ditelusuri ternyata watak dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah dan ibu kakeknya. Dengan demikian tidak semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan secara langsung. REFERENSI Baharudin H. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup. Makmum, Abin Syamsudin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Sugandhi, Nani M amp Yusuf, Syamsu LN. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jacarta: PT RajaGrafindo Persada makalahmajannaii. blogspot201207makalah-perkembangan-peserta-didik. html nadhirin. blogspot201003teori-nativisme. html richardteddylubis. blogspot201103environmentalisme. html scribddoc450800236Aliran-Konvergensi tuanguru201201teori-nativisme-empirisme-konvergensi. htmlPengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Manusia A. Hereditas dan Lingkungan 1. Mekanisme Hereditet Dari pendidikan yang dilakukan dan para ahli biologi dapat diketahui bahwa indivíduo baru akan terjadi bila terdapat perpaduan antara sperma dan ovum. Baik sperma maupun ovum mempengaruhi sifat-sifat individu itu. Selanjutnya, terutama pengaruh-pengaruh nampak jelas ada sifat-sifat jasmani individu itu. Dalam penyelidikan tersebut ditemukan apa yang dinamakan kromosom yang berwujud benang-benang plasma yang berpasangan. Pada manusia setengah dari jumlah kromosom itu berasal dari pihak ayah dan setengah lagi dari pihak ibu. Menurut penelitian morgan bahwa setiap kromosom mengandung unsur-unsur yang dinamakan gene dan gene inilah yang merupakan pembawa hereditas. 2. Hukum Hereditet a. Hukum Reproduksi Hukum ini mengatakan bahwa hereditas berlangsung dengan perantara sel benih, berarti tidak melalui sel somatis (sel tumbuh). Hukum ini memberi penjelasan bahwa sifat-sifat yang diperoleh orang itu, karena pengalaman-pengalaman hidup tak dapat diturunkan melalui proses-proses biologis kepada anak. B. Hukum Konfirmetet Hukum ini mengatakan bahwa setiap jenis espécie menurunkan jenis spesiesnya sendiri atau setiap golongan makhluk akan menurunkan golongan makhluk itu sendiri. Manusia tidak akan melahirkan makhluk lain yang bukan manusia. C. Hukum Variasi Hukum ini mengatakan bahwa individu-individu dalam satu species, di samping adriana ciri-ciri dan sifat-sifat yang menunjukkan persamaan, desarmando itu terdapat juga variasi-variasi sifat dan ciri-ciri dimana hal itu menyebabkan adanya perbedaan individu yang satu dengan yang Esperando. D. Hukum Regresi Fisial Hukumini mengatakan bahwa sifat-sifat dan ciri-ciri manuscrito menunjukkan kecenderungan kearah rata-rata. Jadi anak yang berasal dari orangtua sangat cerdas akan ada kecenderungan untuk menjadi lebih cerdas dari pada orang tuanya. 1 3. Pengaruh hereditet dan Lingkungan terhadap Perkembangan Manusia Hereditet adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan perantara plasma benih. Pada umumnya ini berarti bahwa strukturlah dan bukan bentuk-bentuk tingkah laku yang diturunkan. 2 Tidak ada orang hidup semata-mata terpengaruh oleh hereditet atau lingkungan semata. Tidak mungkin jiwa manuscrito berkembang bila tidak ada kemampuan berkembang, maka untuk bisa berkembang harus ada potensi untuk berkembang walaupun tidak memberi kemungkinan berkembang, maka potensi itu tidak ada kenyataannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa manusia hidup tumbuh dan berkembang karean pengaruh hereditet dan lingkungan. Herditet atau bawaan merupakan segala ciri, sifat, potensi dan kemampuan yang dimiliki individu karena kelahirannya. Ciri, sifat dan kemampuan-kemampuan tersebut dibawa individu dari kelahirannya dan diterima sebagai keturunan dari kedua orang tuanya. 3 Individu memulai kehidupannya sejak masa konspesi, dan disitulah berlangsungnya proses penutunan sifat masa antara pembuahan dan pembelahaan sel merupakan saat berlangsungnya perpaduan dan penurunan sifat-sifat. Ada dua kategori ciri atau sifat yang dimiliki oleh individu yaitu diri-ciri dan sifat-sifat yang menetap (estado permanente) dan ciri atau sifat-sifat yang dapat berubah (estado temporário). Estado permanente seperti kecerdasan atau intelegensi dan bakat sedangkan estado temporário merupakan yang bisa berubah seperti besar badan, sikap tubuh, kebiasaan, minat, ketekunan dan lain-lan. Sifat kecakapan-kecakapan individu sebagian besar diperoleh melalui hubungannya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu. 4 Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu seperti lingkungan ekonomi, lingkungan politik, lingkungan keamanan dan lain sebagainya sehingga manuscrito mengambil pembelajaran dan pengalaman darinya sehingga perkembangan dan perilaku akan sesuai dengan lingkungan keberadaannya. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia Adaptar-se ao fadar e aí mempengaruhi perkembangan manuscrito, por ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi mansuia tidak sama. Dalam hal ini, ada tiga aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia. 1. Aliran Nativisme Tokoh aliran ini bernama Arthur Schopenhauer 91788 8211 1860) seorang filosof para Jerman. Aliran Nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis karena berkeyakinan bahwa manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan pandangan seperti ini disebut 8220pesimisme pedagogis8221. Seorang ahli yang bernama Noam A. Chomsky (ahli linguistik) beranggapan bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manuscrito tidak dapat dijelaskan semata-mata por proses belajar, tetapi juga oleh adanya 8220 predisposição biológica 8221 (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir. Namun demikian, Chomsky tidak mematikan sama sekali peranan belajar dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan tetapi pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar bagi perkembangan manusia. 2. Aliran Empirisme Tokoh utama aliran ini adalah John Locke (1632 8211 1704) nama asli aliran ini adalah 8220A Escola do Empirisem britânico 8221 (aliran empirisme Inggris). Namun aliranini lebih bepengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingag melahirkan aliran filsafat yang bernama 8220 Anvironmendalisme 8221 (aliran lingungan) dan aliran psikologi yang bernama 8220 psicologia ambiental 8221 (Psikologi lingkungan yang relatif masih baru. Doktri aliran empirisme yang amat masyhur adalah 8220tabularasa8221 sebuah istilah Bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembar kosong (blank slateblank tabel). Doktrin tabuh rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak Ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabuka rasa, hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman lingkungan yang mendidiknya. 3. Aliran Konvergensi Aliran ini merupakan gabungan antara aliran nativisme dengan aliran empiris mim. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utam aliran ini bernama Louis William Stern (1871 8211 1938), seorang filosof psikolog Jerman. Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, aliran ini tidak hanya berpegang pada lingkunganpengalaman kedua faktor yang sama pentingnya itu, faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor bakat pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dnegan harapan. 5 Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku individu, baik faktor interno maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan segala sifat dan kecakapan yang dimiliki individu dalam perkembangannya, yang diperoleh dari hasil keturunan atau karena interaksi keturunan dengan lingkungan sedangkan faktor eksternal merupakan segala hal yang diterima individu dari lingkungannya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku individu. uma. Faktor keturunan Keturunan, pembawaan, atau hereditariedade merupakan segalaa ciri, sifat, potensi dna kemampuan yang dimiliki individuo yang dibawa kedua orang tuanya. Individu memulai kehidupannya sejak masa konsepsi, yaitu masa terjadi pertemuan antara kedua sel tersebut, berlangsunglah proses penurunan sifat. Hal-hal yang diturunkan pada masa konsepsi barulah berupa potensi-potensi, bakal-bakal sesuatu atau sesuatu yang masih perlu dikembangkan. Pengembangan dari potensi atau bakal-bakal tersebut tidak bisa berlangsung dalam ruang lamma, tetapi selalu terjadi dalam sesuatu ruang atau lingkungan. Ada dua kategori sifat yang dimiliki indivíduo yaitu sifat yang menetap (estado permanente) dan sifat yang bisa berubah (estado temporário). Sifat-sifat yang menetap itulah yang dipandang sebagai pembawaan atau keturunan, seperti warna kulit, rambut, bentuk hidung, mata telinga, dan lain-lain. Sedangkan sifat yang bisa berubah seperti penakut, pemberani, periang dan lain-lain masih diragukan sebagai faktor pembawaan, karena kemungkinan besar masih bisa diubah oleh faktor lingkungan. B. Faktor lingkungan Lingkungan alam dan geografis dimana individuo bertempat tinggal mempengaruhi perkembangan dna perilaku individu. Perilaku yang diperlihatkan oleh individu man bukan sesuatu yang dilakukan sendiri tetapi selalu dalam interaksinya dengan lingkungan. Demikian juga dengan sifat dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki individual sebagian besar diperoleh melalui hubungannya dengan lingkungan. Perkembangan dan perilaku individu juga dipengaruhi olek lingkungan ekonomi, yaitu lingkungan yang berkenaan dengan cara-cara manuscrito mengatur dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, lingkungan budaya juga berpengaruh. Lingkungan budaya merupakan lingkungan yang berkenaan dengansegala hasil kreasi manusia, baik hasil kreasi yang konkrit maupun abstrak, berupa benda, ilmu pengetahuan, teknologi ataupun aturan-aturan, lembaga-lembaga serta adat istiadat dan lain-lain. Lingkungan lain yang tak kalah penting adalah lingkungan politik dan keamanan. Lingkungan politik berkenaan dengan bagaimana cara manusia membagi dan mengatur kekuasaan atas manusia yang lainnya. Lingkungan keamanan berkenaan dengan situasi ketentraman dan keterlindungan manusia dari ancaman dan gangguan-gangguan, baik dari sesama manusia, binatang maupun alam. 4. Interaksi antara Pembawaan, Lingkungan dan Kematangan Pengaruh faktor pembawaan dan lingkungan terhadap perkembangan dan perilaku individu besarnya relatif, tergantung pada aspek-aspek tertentu. Peranan kedua faktor tersebut tetap ada, hanya saja pada suatu aspek tertentu. Perkembangan suatu aspek merupakan hasil interaksi kedua faktor tersebut. Desarmando o faktor pembawaan dan lingkungan, ada satu faktor penting lainnya yang ikut perpengaruh meskipun seorang anak memiliki pembawaan yang hebat dan dibesarkan dalam lingkungan yang serba lengkap dan baik, tetapi apabila suatu aspek belum matang atau belum siap untuk berkembang, maka tidak akan terjadi perkembangan. 6 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia berasal dari pertama, faktor bawaan (hereditado), merupakan proses penurunan sifat atau ciri dari satu generasi ke generasi lainnya, dan terjadi pada masa konsepsi atau bertemunya sel sperma dengan sel telur yang disebit sel benih. Kedua, lingkungan. Keadaan lingkungan atau geografis dapat mempengaruhi perkembangan manusia, karena perilaku manuscrito bukan sesuatu yang dilakukan sendiri melainkan denagn berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sehingga sifat atau kecakapan yang dimiliki, diperoleh melalui hubungan dengan lingkungan. Ketiga, interaksi antara pembawaan, lingkungan, dan kematangan. Faktor ini merupakan perkembangan dari kedua faktor di atas karena menganggap bahwa kedua faktor di atas (hereditet dan lingkungan) tidak dapat mempengaruhi manuscrito tanpa ada kematangan pada aspek-aspek lainnya. Kami merasa dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan subangsih kritik dan saran agar nanti dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

No comments:

Post a Comment